Tidak perlu memaksakan diri buat dihargai dan tidak perlu merasa sedih ketika ada yang meremehkan bahkan memperhinakan. Jangan gantungkan kebahagiaan kita pada sikap orang. Karena kita punya kendali atas diri kita sendiri, jangan mau dikendalikan oleh perilaku orang lain.
Saya sering mendengar orang berkata: “Anda baik saya lebih baik, anda jahat saya bisa lebih jahat.” Dengan segala hormat, saya tidak sepaham dengan ungkapan itu. Karena bagi saya itu adalah tanda bahwa kita belum merdeka dalam pendirian, masih “diatur” oleh perilaku orang kepada diri kita. Menurut pemahaman saya itu hanya narasi pembenaran untuk ketidakmampuan membebaskan diri dari pengaruh luar yang negatif.
Tapi, sebagaimana judul catatan di atas “Kita Punya Pilihan”, itu juga pilihan sih. Pilihan untuk masuk dalam kendali perilaku orang lain.
Saat kita dihargai atau dimuliakan orang, syukuri dengan menjadikannya sebagai penyemangat untuk berbuat lebih baik dan lebih banyak. Nikmati penghargaan itu, namun jangan lupa diri. Balas kebaikan mereka yang memuliakan kita dengan memuliakan mereka bahkan lebih dari yang mereka berikan.
Sebaliknya saat kita menemukan tempat yang tidak baik, dimana kita diremehkan dan diperhinakan. Jangan sedih berlebihan. Kecewa wajar, namun jangan sampai kekecewaan itu membuat kita berubah dari karakter kebaikan yang sudah ada dalam keseharian kita. Jangan diambil hati terlalu dalam. Tetaplah istiqomah dengan aneka amal shaleh (kebaikan) yang selama ini kita lakukan.
Cukup jauhi orang- orang pemilik perilaku negatif itu. Tidak usah memaksakan berada di tempat yang kita tidak dihargai apalagi bila tidak dibutuhkan. Karena diluar sana masih banyak orang-orang yang mengharapkan kita, memuliakan kita, dan membuat kehidupan kita lebih bermanfaat.
Ketahuilan bahwa dunia ini memang ada baik dan buruk, positif dan negatif, menguntungkan dan merugikan. Kitalah yang memilih kemana membawa diri. Apakah membiarkan diri berada di lingkungan yang membawa keburukan ataukah berikhtiar mencari tempat dan komunitas yang lebih baik di tengah luasnya permukaan bumi ciptaan Allah Subhanahu wa Ta’ala.