Kesehatan mental seseorang kadang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Kadang kala orang akan terapi untuk mengatasi masalah mental ini. Untuk mengobati masalah mental, ada kalanya menggunakan teknik hipnoterapi tertentu. Lalu apa yang dimaksud dengan hipnoterapi?
Hipnoterapi adalah cara terapi menggunakan hipnosis yakni menggali melalui alam bawah sadar seseorang. Untuk melakukan hipnoterapi tidak boleh secara asal karena terdapat kaidah yang perlu diperhatikan. Lalu bagaimana cara melakukan hipnoterapi?
Cara Melakukan Teknik Hipnoterapi
Hipnoterapi harus dilakukan dengan beberapa tahapan sehingga terapi tersebut mencapai pada kembalinya kesehatan mental seseorang. Selama hipnosis berlangsung, apakah hipnoterapi berbahaya?
Tentu saja tidak, karena terapis justru akan membantu klien keluar dari permasalahan yang mengganggu dirinya. Untuk melakukan teknik hipnoterapi maka perhatikan tahapan berikut ini:
- Pra Induksi
Pada tahap ini, hipnoterapis akan lebih dahulu mengenal psikologis kliennya mulai dari hal yang disukai atau tidak disukainya. Tujuan untuk melakukan pengenalan psikologis klien tersebut adalah agar proses induksi dapat berjalan dengan lancar.
Cara yang dilakukan hipnoterapi di tahap ini adalah dengan berbincang ringan terhadap klien, bisa dikatakan sebagai pendekatan. Sebab, induksi bisa saja gagal karena pra induksi yang tidak berjalan dengan baik.
- Induksi
Pada tahap ini, hipnoterapis mulai memberikan beberapa perintah kepada klien yang bertujuan mengajak pada suatu kondisi alam bawah sadarnya. Sugesti-sugesti yang dikatakan oleh terapis akan membawa klien pada saat kondisi conscious mind menuju pada subconscious mind.
- Interview
Apabila proses induksi berhasil akan hipnoterapis memberikan beberapa pertanyaan yang bersangkutan pada keadaan psikologis klien tersebut. Dengan demikian, terapis akan mengetahui akar permasalahan dari masalah klien tersebut.
Pada tahap ini, klien diharapkan untuk mengatakan semuanya dengan jujur sehingga terapis dapat memberikan prosedur atau formulasi kasus hipnoterapi. Sehingga proses hipnosis ini diharapkan dapat berjalan dengan baik.
- Deepening
Memasuki tahapan selanjutnya yakni deepening yang merupakan cara yang dilakukan untuk mengetahui level hipnosis klien tersebut. Level ini memiliki beberapa tingkatan yakni somnambulism, light trance, medium trance dan deep trance.
- Terapi Pikiran
Setelah mengetahui level hipnosis dari klien tersebut maka langkah selanjutnya adalah melakukan terapi pikiran. Pada tahap ini, hipnoterapis akan memberikan beberapa sugesti yang tujuannya membangun nilai positif pada alam bawah pikiran klien.
Sugesti ini dilakukan secara langsung sehingga akan berdampak pada klien tersebut. Oleh karena itu, pemberian sugesti kepada klien juga harus dilakukan dengan benar sesuai dengan akar permasalahan yang dihadapi oleh klien.
- Terminasi
Pada tahapan ini, hipnoterapis akan membangunkan klien yang sebelumnya terhipnosis. Umumnya, klien akan merasa lebih tenang, ceria dan senang karena beban masalahnya terasa sedikit berkurang. Oleh karena itu, ekspresi wajah klien biasanya akan terlihat sangat berbeda dari awal terapi.
- Post Hipnosis
Setelah klien tersebut terbangun, diharapkan sugesti yang diberikan oleh hipnoterapis menjadi sebuah hal baru. Pada tahap ini, dinamakan juga dengan Post Hypnotic Suggestion (PHS) dan berlaku setelah klien terbangun.
PHS tersebut bisa saja tidak berjalan dengan lancar, cirinya adalah sugesti yang diberikan tidak akan bertahan lama ketika tidak sesuai. Padahal, pada fase ini justru menjadi tujuan paling penting oleh hipnoterapis.
Mengenal Formulasi Kasus Pada Hipnoterapi
Hal yang paling penting ketika menjalankan hipnoterapis justru bukan hanya sekedar teknik hipnoterapi saja melainkan ada pada formulasi kasus hipnoterapi. Jika formulasi ini dapat ditangani dengan benar dan tepat maka penanganan terapi akan lebih mudah.
Ada tiga alasan formulasi ini dipandang penting selama proses hipnoterapis:
- Formulasi kasus yang benar dapat menegaskan peran dari seorang klien. Hal ini lah yang membedakan hipnoterapis berbeda dengan tenaga kesehatan lainnya.
- Formulasi kasus yang benar bisa menjadi suatu keberhasilan ketika hipnoterapi. Sebab, keberhasilan ini lah yang menjadi indikator kesuksesan seorang hipnoterapis mengobati klien hingga tuntas.
- Jika formulasi kasus yang dilakukan sudah tepat maka hipnoterapis mampu memberikan teknik intervensi kepada klien yang bertujuan bisa memberikan fasilitas berdasarkan kebutuhannya.
Formulasi Kasus Hipnoterapi
Melihat pentingnya formulasi kasus tersebut maka terapis akan dengan mudah menemukan spesifikasi masalah yang klien alami, kondisi klien yang diharapkan serta penangan yang tepat agar proses induksi berjalan dengan lancar.
Berikut formulasi kasus hipnoterapi yang bisa menjadi acuan agar hipnoterapi dapat berjalan lancar:
- Memastikan Masalah Klien Merupakan Sebuah Masalah
Sebagai terapis, diharapkan tidak terjadi bias ketika melakukan sebuah terapi kepada klien. Hal ini bertujuan agar tidak memandang bahwa masalah klien merupakan hal yang sepele. Sekecil apapun masalah klien biasanya mengacu pada masalah lain yang menjadi penyebab masalah lain muncul.
Masalah klien tersebut terdapat dua macam. Yang pertama, adanya peran dari pihak luar yang membuat klien tidak bisa menjalankan fungsi idealnya. Kedua, masalah yang dialami klien membuatnya merugi secara moril dan atau materiil apabila tidak ditangani sesegera mungkin.
- Mengetahui Permasalahan Spesifik Klien
Seperti yang dijelaskan diatas bahwa hipnoterapi berjalan dengan baik apabila proses pendekatan antara terapis dan klien dapat berjalan dengan lancar. Ada kalanya hipnoterapi gagal mengidentifikasi suatu masalah yang dialami oleh klien sehingga gagal dalam menyusun formulasi kasusnya.
Formulasi kasus ini biasanya, klien mengalami masalah (x) karena disebabkan atau dipicu yang mana dapat berupa waktu dan tempat (y).
- Formulasi Kasus Menegaskan Peran Profesi
Formulasi kasus hipnoterapi (x) dan (y) dirasa penting karena umumnya (x) berupa emosi, pikiran dan perilaku spesifik yang menjadi sebuah kunci permasalahan yang dialami oleh klien. (x) ini muncul oleh klien karena proses suatu masalah yang dialaminya terjadi dalam kurun waktu yang panjang.
Masalah yang dialami oleh klien tidak singkat bahkan bisa terjadi sejak dari kecil. Yang membuat (x) ini muncul disebabkan oleh (y) yang mengaktifkannya.
- Formulasi Kasus Menjadi Indikasi Keberhasilan Terukur
Tolak ukur keberhasilan dalam hipnoterapi adalah dilihat dari segi penanganannya. Apakah klien merasa puas dari penanganan yang dilakukan terapi atau tidak? Sebab, jika penanganan dapat berjalan lancar maka keberhasilannya pun terukur dengan akurat.
Apabila sudah menemukan penanganan dan mampu mengidentifikasi masalah klien, lalu berapa kali hipnoterapi? Untuk melihat berapa kali klien harus hipnoterapi maka dilihat dari keberhasilan penanganan berikut:
- Apabila masalah (x) klien sudah benar-benar sembuh maka permasalahan sudah teratasi dengan baik. Kedepannya tidak perlu hipnoterapis melainkan hanya pendampingan saja.
- Apabila (x) yang dirasakan klien mulai berkurang maka perlu melakukan penanganan berikutnya untuk mengatasi (x) ini.
- Apabila penanganan atas masalah (x) ini tidak berkurang sama sekali maka penanganan tidak berhasil. Disini terapi harus evaluasi desain penanganan yang benar seperti apa untuk klien.
- Formulasi Kasus Menjadi Acuan Dari Desain Penanganan
Dalam praktik memang membutuhkan teknik hipnoterapi dan cara pandangnya pun tersendiri namun yang terpenting adalah masalah (x) menjadi cara hipnoterapis menganalisa faktor penyebab masalahnya. Dari analisa ini lah nantinya terbentuk desain penanganan untuk masalah (x) klien.
Apakah Anda membutuhkan hipnoterapi? Anda bisa melakukannya secara online dengan menghubungi kontak yang tertera. Saat ini, layanan hipnoterapi ini sudah ada di kota besar seperti Bandung, Jakarta, Semarang, Surabaya dan Gresik.
source : https://perhisaindonesia.org/teknik-dan-formulasi-kasus-hipnoterapi