Pemahaman masyarakat terhadap hipnosis saat ini telah berkembang seiring banyaknya informasi melalui internet, seminar, dan lain sebagainya. Sayangnya, masih banyak masyarakat yang belum mengenal hipnoterapi dan hipnosis.
Buktinya saja, masih ada masyarakat yang memahami bahwa aktivitas hipnosis berhubungan dengan ilmu ‘hitam‘ atau termasuk dalam hal klenik. Pantas saja banyak orang yang khawatir ketika seseorang sedang mengedukasi tentang hipnosis dan hipnoterapi.
Perbedaan Hipnosis dan Hipnoterapi
Apakah Anda pernah melamun dan melakukan hal yang seharusnya tidak Anda lakukan? Misalkan saja, ketika sedang mengendarai sebuah motor, tiba-tiba diri Anda belok ke belokan yang seharusnya tidak Anda ambil.
Kondisi melamun tersebut berada pada perpindahan dan biasanya di saat seperti inilah yang disebut dengan hipnosis. Hipnosis merupakan kondisi kesadaran yang memiliki beberapa level kesadaran.
Namun, hipnosis ini sebenarnya tidak ada sifat teurapetik atau menyembuhkan karena kondisi seseorang masih dalam keadaan sadar.
Masih banyak orang yang salah mengira antara hipnosis, hipnoterapi, dan hipnotis. Ketiga istilah ini memang cukup berbeda, namun masih ada keterkaitannya. Jika hipnosis adalah sebuah kondisi kesadaran seseorang yang berada pada level tertentu, maka hipnoterapi adalah aktivitas dari hipnosis tersebut.
Tujuan hipnoterapi adalah sebagai pengobatan berbagai kesehatan mental atau psikologis seseorang yang notabene menggunakan metode-metode tertentu. Sedangkan untuk hipnotis sendiri adalah pelaku aksi yang melakukan aktivitas hipnosis tersebut.
Jika sudah mengenal hipnoterapi, hipnosis, dan hipnotis, Anda pasti menyadari bahwa ketiganya sebenarnya cukup berbeda. Hipnotis biasanya melakukan hipnosis tanpa adanya sebuah metode tertentu dan dilakukan tanpa tujuan terapi. Sementara itu, hipnoterapis merupakan seseorang yang melakukan terapi hipnosis kepada seseorang.
Oleh karena itu, sering kali hipnosis ini dimanfaatkan untuk aksi kejahatan. Sebagai informasi, sebenarnya hipnosis juga ada batasan tertentu, yakni adanya critical factor yang mana orang yang sedang terhipnosis mampu memfilter perintah pelaku hipnosis.
Jadi, apabila seseorang mengalami suatu kondisi hipnosis, maka dapat sadar dengan sendirinya. Orang tersebut juga dapat membuka mata atau mengingat kejadian yang bisa mengalihkan diri dari perintah hipnosis itu sendiri.
Mitos Hipnosis dan Hipnoterapi
Setelah mengenal hipnoterapi dan hipnosis secara mendalam dari penjelasan diatas, seperti yang diketahui ada banyak mitos tentang hipnosis di kalangan masyarakat. Bahkan, mitos-mitos ini cukup melekat. Padahal, hipnotis, hipnoterapi, dan hipnosis bukan ilmu hitam. Berikut mitos-mitos dari hipnosis dan hipnoterapi.
1. Hipnosis Mampu Mengendalikan Pikiran
Memang benar bahwa hipnosis mampu mengendalikan pikiran. Namun, seperti yang dijelaskan di atas, proses tersebut dapat dipatahkan dengan kesadaran diri sendiri. Lalu, bagaimana dengan artis-artis di televisi yang melakukan perintah hipnosis tanpa menyadari bahwa itu adalah hipnosis?
Banyak artis atau selebriti yang tidak sadar dengan hipnosis karena mereka menyukai hal tersebut, sehingga memancing masyarakat untuk melihatnya sebagai hiburan.
2. Sugesti Tidak Masuk Akal Tetap Dilakukan
Perlu diingat bahwa hipnosis yang terdapat di tayangan televisi adalah aktivitas yang dilakukan artis secara sukarela karena pekerjaan yang mengharuskan mereka untuk menghibur masyarakat. Jadi, tentu saja berbeda dengan hipnoterapi yang dilakukan dengan metode tertentu dan sifatnya serius guna menggali suatu masalah.
3. Hipnosis Masuk dalam Ilmu Hitam
Seperti yang sudah disinggung di atas bahwa hipnosis bukanlah hal-hal yang berbau klenik. Mitos hipnosis ini hanya berasal dari pikiran seseorang terhadap kondisi kesadarannya. Namun, ketika Anda sudah mengenal hipnoterapi, pasti mitos ini akan Anda sangkal dengan mudah. Kenyataannya adalah hipnosis merupakan suatu bagian dari ilmu psikologi dan dapat dibuktikan secara ilmiah.
4. Takut Tidak Bisa Keluar dari Hipnosis
Masih banyak orang yang beranggapan bahwa setelah dihipnotis dirinya tidak bisa keluar dari kondisi tersebut, meskipun orang yang menghipnotis sudah menyadarkannya. Tentu saja hal ini sangat keliru. Anda bisa keluar dari proses hipnosis dengan sendirinya karena proses tersebut memang tidak menguasai pikiran seseorang sepenuhnya.
5. Hipnosis Dapat Langsung Sembuh
Berbagai informasi yang sudah diterima masyarakat akan adanya hipnosis bukan berarti menjadikan hipnosis sebagai obat yang langsung menyembuhkan seseorang. Pelaku hipnoterapi memerlukan berbagai metode hipnosis untuk mengulik informasi.
Sebab, para terapis harus mengetahui akar permasalahan dari keluhan orang tersebut. Maka dari itu, hipnoterapi harus dilakukan secara rutin dan membutuhkan kesabaran.
Metode Hipnoterapi
Banyak masyarakat sudah mengenal hipnoterapi dan hipnosis, namun belum tahu metode dari hipnoterapi itu sendiri. Lalu apa itu metode hipnoterapi? Bagaimana cara kerja hipnoterapi?
Hipnoterapi memiliki beberapa cara kerja yang hanya dapat dilakukan oleh para tenaga ahli bersertifikat. Oleh karena itu, proses hipnoterapi tidak boleh dilakukan secara sembarangan dan tanpa persetujuan seseorang.
Pasalnya, hipnoterapis memiliki tanggung jawab besar terhadap pasiennya. Berikut serangkaian metode hipnoterapi untuk penyembuhan masalah mental dan psikologis seseorang.
1. Metode Pendekatan Intervensi Berbasis Sugesti
Metode ini biasanya dilakukan kepada seseorang yang sedang mengalami suatu permasalahan dan sudah merasa putus asa dengan kondisi dirinya sendiri. Bisa dikatakan bahwa metode ini sebagai penyelamatan untuk sembuh dari hal pemikiran negatif.
Proses hipnosis ini terjadi di alam bawah sadar, sehingga seseorang dalam kondisi reseptif. Di sini, hipnoterapis dituntut untuk mengetahui kondisi alam bawah sadar pasiennya agar sugesti yang dilakukan berjalan dengan optimal.
Jika hipnoterapis melakukan kesalahan dalam memberikan sugesti, maka pasien tersebut tidak akan mengalami perubahan yang signifikan.
2. Metode Pendekatan Komplementer
Ketika mengenal hipnoterapi, Anda akan mengenal pula metode pendekatan komplementer. Metode ini lebih sering dilakukan oleh hipnoterapis atau konselor yang menggunakan pendekatan Cognitive-Behavioural Therapy (CBT). Metode dengan pendekatan ini biasanya akan dilakukan pada suatu konsultasi yang berbasis percakapan.
Ada kalanya seseorang merasa kalut dan tidak bisa mengendalikan pikirannya, sehingga muncullah berbagai masalah dalam pikirannya sendiri. Di tengah kondisi tersebut, konselor atau hipnoterapis akan menyisipi proses hipnosis.
Tujuan seorang hipnoterapis melakukan hal tersebut adalah agar pasiennya lebih rileks dan dapat memikirkan suatu masalah dengan pikiran yang jernih. Bahkan, apa yang dilakukan hipnoterapi dapat mengurangi rasa nyeri akibat permasalahan pada pikiran dirinya sendiri.
3. Metode Intervensi Berbasis Hipnoanalisis
Setiap masalah pasti muncul karena suatu penyebab. Ternyata, salah satu akar masalah berbagai penyakit fisik dan mental adalah trauma masa lalu. Masalah yang muncul bisa terbentuk sejak masa lalu, bahkan ketika orang tersebut masih kecil atau dalam kondisi tumbuh kembangnya.
Tujuan hipnoterapi terapi ini bukan untuk menghilangkan akar masalah, melainkan menelusuri akar masalah tersebut untuk kemudian membantu pasien sembuh dari traumanya yang menjadi pemicu.
Biasanya, seseorang yang mengalami hal ini akan menyimpannya di sebuah memori dan mengeluarkan emosi yang tidak terekspresikan oleh alam bawah sadarnya. Umumnya, pasien yang menjalani metode hipnoterapi ini akan menangis, marah, maupun ketakutan.
Maka dari itu, seorang hipnoterapis harus mampu menguasai berbagai kondisi pasien agar proses hipnosis tetap berjalan dengan lancar. Tentu saja kondisi penanganan setiap individu berbeda karena kondisi psikologisnya sendiri sudah berbeda.
Setelah mengenal hipnoterapi dan hipnosis dari Brilliance.my.id, Anda menjadi tahu bahwa hal ini bukanlah praktek ilmu hitam yang harus ditakuti atau dihindari. Apabila dilakukan oleh orang yang tepat, hipnosis bisa menjadi metode penyembuhan terbaik untuk mengatasi masalah di luar kendali seseorang.
source : https://perhisaindonesia.org/mitos-hipnosis-dan-hipnoterapi